PERBEDAAN PENCATATAN PERSEDIAAN METODE PERIODIK DAN PERPETUAL

 

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Halo Sahabat Edukasi!

Kali ini saya akan sedikit membahas mengenai perbedaan pencatatan persediaan.

Dalam pencatatan atau penjurnalan terhadap persediaan ada dua metode pencatatan, yaitu metode periodik dan metode perpetual.

Oke langsung saja yaa 😊 saya bahas satu persatu!

1.      Metode periodik

Metode Periodik atau biasa juga kita sebut dengan metode fisik, nah metode periodek/fisik ini dilakukan dengan menghitung jumlah persediaan di akhir periode gunakan untuk membuat pembukuannya. Metode periodik ini bersifat sederhana dan mudah dilakukan karena pencatatan pembelian dan penjualannya dibedakan satu sama lain.

Eitzz pasti kalian bertanya-tanya dong ya, gimana sih pencatatan/penjurnalan metode periodik ini? Oke langsung yaa kita ke contohnya!

Ø  Pada tanggal 02 Agustus 2019 dibeli barang dagangan 50 pcs, @Rp2.000.000,- secara kredit.  

    Nah kita menggunakan jurnal khusus untuk mencatat transaksi tersebut. Jurnal khusus yang cocok, yaitu jurnal pembelian. Saya berikan contoh disini langsung ke akun yang digunakan, kemudian untuk jurnal khusus pembelian kalian bisa cocokkan kolom akunnya.


Puchases/Pembelian    Rp100.000.000,- (Debit)

            Utang Dagang/Account payable         Rp100.000.000,- (Kredit) 


Nah itu contoh jurnal untuk transaksi pembelian. Kemudian untuk transaksi penjualannya gimana?

Ø  Pada tanggal 05 Agustus 2019 dijual barang dagang 30 pcs @Rp2.500.000,- secara tunai

Kas di bank/Cash in Bank      Rp75.000.000,-

            Penjualan/Sales                       Rp75.000.000,-


2.      Metode Perpetual

Metode perpetual yang biasa juga disebut metode buku. Pada metode perpetual dilakukan pencatatan setiap aktivitas keluar masuk persediaan dan HPP ketika terjadi transaksi penjualan. . Metode pencatatan ini dilakukan terus menerus berdasarkan transaksi perusahaan.

Example:


Ø  Pada tanggal 02 Desember 2019 dibeli barang dagangan sebesar Rp2.050.000,- secara kredit

Master Bowl 50 @Rp25.000,-, jumlah Rp1.250.000,-

GBU Plast 50 @Rp16.000,-, jumlah Rp800.000,-

Nah kita menggunakan jurnal khusus untuk mencatat transaksi tersebut. Jurnal khusus yang cocok, yaitu jurnal pembelian. Saya berikan contoh disini langsung ke akun yang digunakan, kemudian untuk jurnal khusus pembelian kalian bisa cocokkan kolom akunnya.

Persediaan Barang Dagang (Merchandise Inventory) Rp2.050.000,-

            Utang Dagang (Account Payable)                              Rp2.050.000,-

(Rp2.050.000,- didapatkan dari total Rp1.250.000,- dan Rp800.000,-)


Nah itu contoh jurnal untuk transaksi pembelian. Kemudian untuk transaksi penjualannya gimana?

Ø  Pada tanggal 05 Agustus 2019 dijual barang dagang secara tunai

Master Bowl 100 @Rp27.000,-, jumlah Rp2.700.000,-

GBU Plast 100 @Rp18.000,-, jumlah Rp1.800.000,-

Kas di bank/Cash in Bank      Rp4.500.000,-

            Penjualan/Sales                       Rp4.500.000,-

Harga Pokok Penjualan (Income Summary) Rp4.100.000,-

            Persediaan Barang dagang (Merchandise Inventory Rp4.100.000,-

Fyi:

ü  Rp4.500.000 didapatkan dari Rp2.700.000,- ditambah Rp1.800.000,-

ü  Rp4.100.000 didapatkan dari jumlah barang yang dijual dikalikan dengan harga pokok yang terdapat di daftar saldo persediaan barang dagang

Master Bowl 100 x Rp25.000,-

GBU Plast 100 x Rp16.000

 

Comments