LAPORAN KEUANGAN (JURNAL PENYESUAIAN)

 JURNAL PENYESUAIAN




Sebelum menyusun laporan keuangan, data yang terdapat dalam Neraca Saldo harus diperbaharui dan disesuaikan dengan kenyataan yang ada. Proses untuk menetapkan dan mengakui aktiva, utang, pendapatan, dan beban secara tepat serta membetulkan kesalahan yang terjadi dilakukan dengan membuat jurnal penyesuaian, yaitu ayat jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo akun ke saldo yang sebenarnya sampai dengan akhir periode akuntansi.

Pada tahap pengakuan pendapatan dan beban, dikenal dua sistem pencatatan akuntansi, yaitu sistem pencatatan berdasarkan waktu (accrual basis) dan berdasarkan tunai (cash basis). Dalam sistem accrual basis, pendapatan dan beban diakui pada saat terjadinya transaksi, walaupun belum diterima atau dibayar secara tunai. Adapun pada sistem cash basis, pendapatan dan beban diakui pada saat diterimanya pendapatan atau dibayarnya beban secara tunai. Akun yang membutuhkan penyesuaian, antara lain:

1.    Perlengkapan (Supplies)

Dalam melakukan aktivitas, perusahaan pasti membutuhkan bahan yang habis dipakai atau disebut perlengkapan (Supplies). Adapun cara pencatatan pemakaian perlengkapan adalah sebagai berikut:

a.    Pendekatan Neraca (Harta)

Dalam neraca saldo per 31 Desember 2016, terdapat akun Perlengkapan Toko Rp3.600.000,00, sedangkan persediaan perlengkapan yang masih ada per 31 Desember 2016 Rp1.200.000,00. Itu berarti perlengkapan yang dipakai dalam periode tersebut adalah Rp2.400.000,00 (Rp3.600.000,00 – Rp1.200.000,00).

Ayat jurnal penyesuaian (31 Desember 2016) :

b.   Pendekatan Laba Rugi (Beban)

Dalam neraca saldo per 31 Desember 2016, terdapat akun Perlengkapan Toko Rp3.600.000,00, sedangkan persediaan perlengkapan yang masih ada per 31 Desember 2016 Rp1.200.000,00.

Ayat jurnal penyesuaian (31 Desember 2016) :

2.    Beban dibayar di muka (Prepaid Expense)

Beban yang sudah dibayar perusahaan tetapi belum diakui sebagai beban pada periode yang bersangkutan karena mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

a.    Pendekatan Neraca (Harta)

Pada 1 Agustus 2016 dibayar premi asuransi untuk 1 tahun sebesar Rp14.400.000,00. Jika menggunakan pendekatan Neraca, anda diminta:

1)    Membuat Jurnal Umum (1 Agustus 2016)

2)    Membuat Jurnal Penyesuaian (31 Desember 2016)

Jurnal yang telah menjadi beban sama dengan yang telah dipakai/jatuh tempo:

1 Agustus 2016 – 31 Desember 2016 = 5 bulan

Rp14.400.000,00 : 12 = Rp1.200.000,00/bulan

Maka, jumlah yang telah menjadi beban :

5 x Rp1.200.000,00 = Rp6.000.000,00 atau 5/12 x Rp14.400.000,00

b.    Pendekatan Laba Rugi (Beban)

Pada 1 Agustus 2016 dibayar premi asuransi untuk 1 tahun sebesar Rp14.400.000,00. Jika menggunakan pendekatan Laba Rugi, anda diminta:

1)    Membuat Jurnal Umum (saat membayar 1 Agustus 2016)


2)    Membuat Jurnal Penyesuaian (31 Desember 2016)


Jurnal penyesuaian (31 Desember 2016):

Jumlah yang belum menjadi beban = yang belum dipakai

1 Januari 2017 – 31 Juli 2017 = 7 bulan

Rp14.400.000,00 : 12 = Rp1.166.666, kita bulatkan Rp1.200.000,00/bulan

Maka, jumlah yang belum menjadi beban :

7 x Rp1.200.000,00 = Rp8.400.000,00 atau 7/12 x Rp Rp14.400.000,00

3.    Penghasilan Diterima di Muka (Unearned Revenue)

Pendapatan yang uangnya sudah diterima tetapi belum diakui sebagai pendapatan pada periode yang bersangkutan. Pencatatan dapat dilakukan dengan cara :

a.     Pendekatan Neraca

Pada tanggal 1 September 2016 diterima sewa gedung untuk 1 tahun sebesar Rp30.000.000,00. Jika menggunakan pendekatan Neraca, anda diminta:

1)    Jurnal Umum (saat menerima 1 September 2016)

2)    Jurnal Penyesuaian (31 Desember 2016)

Jurnal yang telah menjadi pendapatan = yang telah diakui sebagai pendapatan:

1 September 2016 – 31 Desember 2016 = 4 bulan

Rp30.000.000,00 : 12 = Rp2.500.000,00/bulan

Maka, jumlah yang telah menjadi pendapatan:

4 x Rp2.500.000,00 = Rp10.000.000,00 atau 4/12 x Rp30.000.000,00

b.    Pendekatan Laba Rugi (Pendapatan)

Pada tanggal 1 September 2016 diterima sewa gedung untuk 1 tahun sebesar Rp30.000.000,00. Jika menggunakan pendekatan laba rugi, anda diminta:

1)    Jurnal Umum (saat menerima 1 September 2016)

2)   Jurnal Penyesuaian (31 Desember 2016)

Jumlah yang belum menjadi pendapatan = yang belum diakui sebagai pendapatan:

1 Januari 2017 – 31 Agustus 2017 = 8 bulan

Rp30.000.000,00 : 12 = Rp2.500.000,00/bulan

Maka, jumlah yang belum menjadi pendapatan:

8  x Rp2.500.000,00 = Rp20.000.000,00 atau 8/12 x Rp30.000.000,00 

4.    Pendapatan yang Masih Harus diterima (Accrued Receivable)

Pendapatan yang masih harus diterima (piutang pendapatan) adalah pendapatan yang uangnya belum diterima secara tunai tetapi sudah diakui sebagai pendapatan untuk periode yang bersangkutan.

Pada tanggal 31 Desember 2016 masih harus diterima sewa kendaraan untuk 3 bulan sebesar Rp9.000.000,00. Jika menggunakan pendekatan Neraca, anda diminta:

Membuat Jurnal Penyesuaian (31 Desember 2016)



5.      Beban yang Masih Harus dibayar (Accrued Payable)

Beban yang realisasi pembayarannya belum terjadi, tetapi sudah menjadi beban karena perusahaan sudah menerima manfaatnya sehingga merupakan utang periode yag bersangkutan.

Pada tanggal 31 Desember 2016 masih harus dibayar Beban listrik, air, dan telepon sebesar Rp1.750.000,00. Dari data tersebut, anda diminta:

Membuat Jurnal Penyesuaian (31 Desember 2016)

6.    Taksiran Piutang Tak Tertagih

Jika ada piutang yang tidak dapat ditagih, pencatatan kerugian piutang adalah sebagai berikut:

a.    Metode Langsung (Direct Method)

Berdasarkan metode ini, perusahaan mengakui rugi jika piutang benar-benar tidak dapat ditagih. Pada akhir periode, perusahaan tidak membuat taksiran atas kerugian piutang.

Pada tanggal 31 Desember 2016 terdapat saldo piutang Rp125.750.000,00. Data penyesuaian menyebutkan bahwa seorang debitur jatuh pailit, piutang sebesar Rp500.000,00 harus dihapuskan. Dari data ini, anda diminta membuat jurnal penyesuaian:

Jurnal Penyesuaian (31 Desember 2016)


b.    Metode Tak Langsung

Berdasarkan metode ini, perusahaan mengakui kerugian walaupun belum dapat dipastikan bahwa piutang tidak dapat ditagih. Pada akhir periode, perusahaan membuat taksiran atas kemungkinan piutang yang tidak dapat tertagih.

Ø Pada tanggal 31 Desember 2016 terdapat saldo piutang Rp125.750.000,00. Setelah diadakan pengecekan atas saldo akun, diperoleh keterangan untuk penyesuaian sebagai berikut: kerugian piutang dutaksir 1% dari piutang yang tidak dapat ditagih.

Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2016

 Rp125.750.000,00 x 1% = Rp1.257.500,00

Ø  Pada tanggal 31 Desember 2016 saldo piutang Rp125.750.000,00, cadangan kerugian piutang Rp500.000,00. Kerugian piutang ditaksir 1% dari saldo piutang

Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2016


7.     Penyusutan Aktiva Tetap (Depreciation of fixed Assets)

Penyusutan aset tetap adalah pengalokasian harga perolehan aset tetap sebagai beban pada periode akuntansi dalam masa manfaat aset tetap tersebut. Nilai aset tetap turun setiap saat sehingga setelah habis penggunaannya dianggap sudah tidak memberikan manfaat ekonomi. Kerugian akibat turunnya nilai aset tetap dicatat pada akhir periode akuntansi dengan mendebit Beban penyusutan dan mengkredit Akumulasi Penyusutan.

Example:

Pada tanggal 31 Desember 2016 terdapat peralatan Rp125.000.000,00. Berdasarkan kebijakan akuntansi diperoleh keterangan bahwa peralatan disusutkan 10% dari harga perolehan.

Jurnal Penyesuaian:

8.    Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi Bank adalah suatu metode analisis yang merinci perbedaan saldo simpanan bank menurut rekening koran dan menurut catatan perusahaan. Catatan yang dibuat perusahaan mencakup keterangan tentang sebab terjadinya perbedaan.

Example:

Berdasarkan rekening koran yang diterima dari Bank 31 Desember 2016, Bank memberi jasa giro Rp900.000,00 dan membebankan biaya administrasi Rp200.000,00. Beban pajak penghasilan sebesar Rp180.000,00. Dari data ini, anda diminta membuat jurnal penyesuaian!

Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2016



Sumber: Buku Akuntansi Dasar;Dwi Harti















Comments

Post a Comment